Senin, 16 Mei 2016

Tips Membuat Foto Essay

Seorang fotografer juga adalah seorang story teller. Kata bendanya terwujud dalam subjek yang ada dalam foto, kata kerjanya terangkum dalam warna dan kontras yang membuat cerita terus bergerak. Exposure yang tepat menggantikan tata bahasa yang benar, fokus yang tajam menghindari ejaan yang salah.

Tetapi tidak seluruh cerita dapat terangkum hanya dalam sebuah foto, untuk itu ada yang namanya photo essay. Dengan adanya blog dan berbagai macam social media, photo essay menjadi lebih populer dibanding sebelumnya. Kejadian lucu atau sedih, debat panas atau kekeluargaan yang hangat, semuanya memiliki kisah untuk diceritakan.

Definisi photo essay adalah satu set atau sebuah serial foto yang dimaksudkan untuk menceritakan sebuah kisah atau untuk membangkitkan emosi. Photo essay dapat berupa hanya image, image dengan caption, atau image dengan cerita lengkap. Singkatnya, dapat berupa apapun yang kamu inginkan.

Membuat sebuah photo essay tidaklah mudah, ada hal-hal yang perlu dipelajari. Sama seperti buku tentang cara menulis yang baik dan benar bagi para penulis, berikut adalah beberapa petunjuk untuk membuat photo essay yang baik dan benar bagi kamu yang ingin membuatnya.

1. Biarkan cerita berkembang dengan sendirinya

Pada umumnya, setiap mereka yang akan memulai sebuah photo essay memiliki konsep yang spesifik tentang apa dan bagaimana foto-foto yang akan dihasilkan, dan hampir selalu hasilnya menjadi sama sekali berbeda. Contohnya seperti yang dilakukan oleh seorang fotografer bernama Lynsey Mattingly, ia ingin membuat sebuah photo essay berjudul “day in the life”.

Lalu ia mengajak salah satu client untuk menjadi objek fotonya, memotret kesehariannya, makan es krim, berdansa, dan lain-lainnya. Hingga pada penghujung hari, kedua putri dari clientnya tersebut menghampiri sambil membawa sebuah coretan. Lynsey memotret mereka, pulang ke rumah, mengedit dua foto terakhir karena foto tersebut tidak seperti foto biasanya, menguploadnya di Facebook dan memberi judul “Notes Girls Write”. Singkat cerita foto tersebut mendapat sambutan hangat, untuk kemudian digarap lebih serius, menjadi blog, dan menjadi sebuah buku.

sarah (1)     lindsay1

IMG_6287b-600x400    gracie

2. Percaya pada instingmu

Pertama kali Lynsey melihat sebuah mobil van berisi banyak anjing, di saat itu pula muncul keinginan untuk mendokumentasikannya. Merekam saat-saat dimana anjing-anjing liar yang baru saja lepas dari kematian diantar ke rumah baru mereka, dimana mereka akan mendapatkan kasih sayang yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.

 Saat instingmu mengatakan akan adanya sesuatu, maka kemungkinan besar memang akan terjadi sesuatu. Memotretlah hingga kamu menemukan arah atau tujuan, dan simpan foto-foto tersebut sampai essaymu memiliki bentuk. Mungkin kamu tidak akan menggunakan keseluruhan foto, tapi dengan terus menerus memotret, dengan sendirinya projekmu akan menemukan bentuknya.

dog1     dog2


3. Potretlah semuanya


Bila kamu membuat essay tentang gunung, lihatlah gunung dalam bagian-bagian dan potretlah segala sesuatunya seperti pepohonan, bebatuan, aliran sungai, ngarai, dan lainnya. Potretlah apapun, sebanyak-banyaknya, karena kamu tidak akan pernah tahu foto mana yang nantinya berguna atau tidak. Lebih baik kamu memiliki banyak pilihan daripada kembali lagi ke suatu lokasi hanya karena kekurangan stok foto.


4. Carilah bantuan untuk memilih foto


Terkadang ikatan emosi menghalangi kita untuk memilih foto yang tepat secara objective. Seperti saat Lynsey memilih foto untuk seri “Notes Girls Write”, ia memiliki kecenderungan untuk memilih foto dari orang yang ia kenal, atau gadis yang memiliki ketertarikan besar terhadap projek tersebut. Oleh karena itu dia memilih orang lain yang tidak memiliki keterikatan apapun terhadap siapapun yang menjadi subjek foto, sehingga ia dapat memilih foto secara objective. 

Hal ini terjadi juga saat ia membuat project foto tentang korban kekerasan. Selama proses pemotretan, ia menjadi terikat secara emosi dengan modelnya, mengetahui cerita-cerita mereka, sehingga membuatnya kesulitan untuk memilih foto yang benar-benar kuat secara fotografi. 

Ajaklah mereka yang tidak terlibat dalam projekmu untuk memilih foto yang terbaik, mereka yang tahu tentang fotografi, mereka yang awam, mereka yang tahu tentang projekmu, mereka yang tidak, sehingga kamu benar-benar mendapatkan penilaian seobjective mungkin.

SAVA1  SAVA2



5. Ceritakan kisahmu, teriakkan dari atas atap bila memungkinkan.


Ini bukan saatnya untuk merendah. Membuat photo essay adalah sebuah kegiatan yang tidak mudah untuk dilakukan. Tunjukkan hasil karyamu ke setiap orang, selain dengan maksud untuk menginspirasi banyak orang, hal ini juga berguna untuk perkembangan dirimu. Tidak ada salahnya jika hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan sesuatu yang membuat dirimu bangga terhadap hasil karyamu sendiri. Dan apalah arti sebuah kisah tanpa mereka yang membacanya.


Article and Photo source: http://goo.gl/YySeVX

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons